Penulis: Muhammad Isnaini
Wangi sangrai kopi semerbak tercium. Menyeruak di antara perbualan pagi itu. Di meja panjang dan kursi terbuat dari kayu, berwarna biru, gelas-gelas batu, berwarna putih susu, bermotif kembang berwarna hijau tua, mulai di susun satu per satu, oleh penjual kopi dari kedai sebelah. Bukan Selatpanjang namanya, kalau berbual tidak ditemani kopi. Pun demikian, saat silaturahmi pihak Kepolisian bersama buruh, di Pos Satpolairud, Jalan Tebing Tinggi, Selatpanjang.
Jelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Polres Kepulauan Meranti, kerap turun menyambangi warga, menyerap keluhan, terkait keamanan dan ketertiban di masyarakat (kamtibmas), serta menyuarakan Pemilu damai, dengan memastikan pelaksanaannya berjalan aman dan lancar. Silaturahmi bersama buruh bongkar muat Pelabuhan Camat pagi itu, di pimpin langsung, Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Kepulauan Meranti, Kompol Yudi Setiawan, di Pos Satpolairud, Jalan Tebing Tinggi, Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau, Jum’at, (01/12/2023).
“Polri dan masyarakat perlu bekerja sama, guna mengantisipasi perpecahan dan potensi konflik di tengah masyarakat, agar persatuan bangsa dapat terjaga dan pemilu yang damai dapat terwujud,” ujar Kabag Ops Polres Kepulauan Meranti, Kompol Yudi, kepada para buruh.
Silaturahmi dan bertatap muka secara langsung, dinilai sangat efektif. Kritikan, saran dan aduan terkait kinerja Polres Kepulauan Meranti, kondisi Kamtibmas, serta sejumlah permasalahan lainnya yang mencuat, bisa tersalurkan dan segera direspon. Apalagi mendekati Pemilu seperti saat ini, kondisi gangguan kamtibmas sekecil apa pun, sudah tentu perlu diwaspadai.
Peran Kepolisian dalam menciptakan suasana yang kondusif, merupakan salah satu faktor pendorong geliat pembangunan di suatu daerah. Selain potensi sumber daya alam, iklim investasi yang aman dan kondusif, juga menjadi faktor pertimbangan utama bagi investor. Terlebih,, jika ingin menanamkan modal, di kabupaten dengan kondisi geografis kepulauan, yang tengah membangun seperti Kabupaten Kepulauan Meranti.
Selain sejumlah faktor di atas, kebiasaan unik warga Kepulauan Meranti, terutama di Kota Selatpanjang, yakni budaya minum kopi (ngopi), kerap menjadi acuan kondisi ekonomi masyarakat. Meski belum ada kajian pasti, namun menurut mereka, makin banyak warga yang nongkrong di kedai kopi, pertanda kondisi ekonomi masyarakat dalam keadaan baik.
Saking melekatnya budaya ngopi di tengah masyarakat, tak hanya keberadaan usaha kedai kopi maupun Coffee Shop yang terus tumbuh. Namun, Meranti juga telah memiliki komoditas kopi andalan, yang tumbuh subur di lahan gambut, bernama Kopi Liberika Meranti. Kopi ini sudah terkenal, hingga menembus pasar negara tetangga, Malaysia.
Kebiasaan masyarakat Meranti yang hobi ngopi tersebutlah, yang akhirnya membuat, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP. Andi Yul Lapawesean Tenri Guling, SH, SIK, MH, membuat sejumlah inovasi dalam melakukan pendekatan ke masyarakat. Uniknya hampir sebagian besar inovasi tersebut, selalu bermarkas di kedai kopi.
“Ngopi itu sudah menjadi budaya ditengah masyarakat, makanya biar lebih akrab, setiap pertemuan sengaja kita kemas dengan konsep ngopibersama, sambil sarapan atau makan bersama. Jika suasana santai dan cair, tentu pesan yang kita sampaikan akan lebih mudah diterima,” ujar Kapolres Andi, Minggu (17/12/2023).
Sejak awal bertugas di Kepulauan Meranti, sejumlah inovasi telah dia ciptakan. Sebut saja program Duduk Bersile dan Bersepeda Sapa Masyarakat (Bersama). Kedua program ini merupakan kegiatan silaturahmi dengan berbagai elemen masyarakat. Mendengar keluhan dan masukan masyarakat, sembari memberikan imbauan Kamtibmas. Bedanya, kalau program Bersama, dilakukan sambil patroli, keliling menggunakan sepeda, menyapa warga dan tentunya, silaturahmi itu akan kembali berujung di kedai kopi.
Adalagi program Solidaritas Bhayangkari Atasi Stunting atau Sobat. Program ini bertujuan membantu pemerintah, mengurangi angka stunting lewat pemberian bantuan asupan makanan bergizi, bagi anak-anak.
Yang terbaru, Kapolres Andi, mencanangkan program Bincang-bincang Pemilu Damai atau dikenal dengan sebutan Bidai. Program Bidai ini bertujuan mendorong dialog terbuka, saling berbagi informasi, memperkuat kerja sama dalam menjaga keamanan dan kelancaran pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
“Untuk Bidai Itu, lebih khusus kepada masalah Pemilu. Kita menggandeng KPU dan Bawaslu, bersama-sama, memberikan pemahaman terkait Pemilu, baik ke komunitas maupun masyarakat,” tambah pria yang hobi bermain tennis itu.
Lebih lanjut, program Bidai, bertujuan untuk mendorong dialog terbuka, saling berbagi informasi, serta memperkuat kerja sama, dalam menjaga keamanan dan kelancaran pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. Tak hanya itu, Bidai juga bertujuan, untuk meningkatkan koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dengan harapan untuk meminimalisir konflik, sehingga tercipta suasana yang aman dan kondusif. Seperti program lainnya, lagi-lagi kedai kopi selalu menjadi tempat ternyaman untuk berdiskusi.
Sejumlah inovasi tersebut sudah menjawab keinginan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, terkait pengaktifan Operasi Cooling System (OCS), menjelang pelaksanaan Pemilu 2024. Tujuannya, untuk meminimalisir terjadinya konflik jelang Pemilu 2024, dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif. Operasi Cooling System harus terus ditingkatkan, guna mewujudkan suhu politik yang aman, damai dan sejuk.
Program Bidai ternyata menarik perhatian Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kepulauan Meranti,.Abu Hamid. Dia menyambut baik program yang di inisiasi Kapolres Kepulauan Meranti tersebut.
“Kegiatan ini, merupakan langkah positif dalam memperkuat kolaborasi antara pihak kepolisian, KPU, dan partai politik, dalam menciptakan Pemilu yang berkualitas dan berintegritas. ujar Abu Hamid.
Kegiatan tersebut sangat membantu pihaknya, melakukan sosialisasiterkait Penggunaan Aplikasi Kampanye dan Dana Kampanye (Sikadeka). Sistem informasi berbasis web ini, yang digunakan untuk membantu dalam mengelola kegiatan kampanye, pelaporan dana kampanye dan auditnya.
Komitmen Netralitas Pemilu 2024
Selain mengintensifkan pendekatan ke masyarakat, dalam upaya memastikan pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan aman dan damai, Kapolres Meranti, AKBP. Andi Yul Lapawesean Tenri Guling, SH,. SIK,. MH, juga mempersiapkan personil, dalam mengawal seluruh tahapan Pemilu, tahun 2024. Selain itu pemetaan kondisi rawan dan kurang rawan, juga dilakukan, dengan menyiagakan sebanyak 1.673 personel gabungan nantinya.
“Untuk Pemilu, pemetaan kerawanan sudah dilakukan sejak awal, termasuk dengan menyiagakan personil gabungan TNI, POLRI, Satpol PP dan Linmas”, ujar Andi.
Tak hanya melakukan pemetaan kerawanan dan menyiagakan personil pengamanan, Kapolres juga menyatakan komitmen terkait netralitas Polri, dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pesta demokrasi, pada Pemilu 2024, di Kepulauan Meranti.
“Saya selaku Kapolres Kepulauan Meranti sudah menyampaikan kepada personel untuk bersikap netral. Selain itu saya juga mengingatkan, tak ada yang memilih siapa pun, karena kami memang diikat oleh aturan, untuk tidak menggunakan hak pilih, tetapi tetap mengawal jalannya pesta demokrasi dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut, dia kembali mengingatkan seluruh personel di jajarannya, untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin, serta menjaga nama baik institusi.
“Pesan saya pada seluruh personil, jaga soliditas internal, jaga komunikasi dengan masyarakat, supaya terjalin hubungan yang baik antara Polri dengan masyarakat,” pungkasnya.
Terkait pengawasan Pemilu, Ketua Bawaslu Kepulauan Meranti, Syamsurizal, mengatakan, pihaknya lebih mengutamakan pencegahan dalam mengawal tahapan-tahapan pemilu. Suksesnya kinerja Bawaslu, tidak diukur dari banyaknya temuan pelanggaran, namun upaya Bawaslu mencegah terjadinya pelanggaran, serta keterlibatan aktif masyarakat dan instansi terkait dalam mengawasi tahapan Pemilu.
Namun demikian, yang tidak kalah penting adalah menjaga netralitas, baik bagi penyelenggara Pemilu mau pun penyelenggara negara.
“Bagaimana Pemilu ini damai, tergantung kita semuanya. Dalam pelaksanaannya, penyelenggara harus transparan dan netral dalam melaksanakan seluruh tahapan dan peserta Pemilu tidak melakukan intimidasi. Sementara untuk hasil pemilu yang berkualitas, yakni penyelenggara negara seperti ASN, TNI dan Polri harus menjaga netralitas. Sementara pemilih, dalam menyalurkan hak pilihnya, tidak diintervensi, dipaksa dan diancam serta praktik money politik,”harapnya.